Beberapa tahun lalu, waktu saya masih duduk di bangku kuliah saya aktif sekali menulis artikel di koran. Sekedar info, artikel di koran pada umumnya dibagi menjadi dua: yaitu opini (artikel panjang yang jumlah katanya mencapai 700-850 kata) dan artikel pendek (opini yang panjangnya sekitar 200-250 kata, yang biasanya disebut sebagai surat pembaca). Artikel yang biasanya saya tulis adalah opini pendek (200-250 kata).
Artikel pendek (surat pembaca atau biasa juga disebut pembaca menulis) memang tidak selalu ada di setiap media masa. Dahulu, saya banyak menulis artikel pendek di koran Bisnis Indonesia dan koran Kontan. Menulis artikel pendek kelihatannya gampang... Yaa, dalam benak kebanyakan orang, apa sih susahnya menulis artikel yang panjangnya hanya 250 kata?
Tapi, menulis opini pendek ternyata gampang-gampang susah. Hal ini dikarenakan menulis opini tetaplah harus menyajikan ide orisinil dan menulis opini pendek harus mampu menegoptimalkan kata2 seefektif mungkin. Sebab jika artikel kita terlalu panjang walaupun mungkin idenya bagus, maka media masa bisa saja menolak tulisan kita. Sebelum berbicara tips menulis, berikut adalah beberapa artikel pendek saya yang pernah dimuat di media masa cetak (klik gambar untuk memperbesar):
Saya mulai mempublikasikan tulisan di media masa cetak sejak tahun 2010. Total opini yang diterima sebenarnya sudah lumayan banyak. Lalu bagaimana tips2 saya agar tulisan opini pendek saya diterima di media masa cetak?
Pertama, kumpulkan ide, banyak membaca. Untuk menulis anda membutuhkan ide. Darimana ide itu datang? Yaitu banyak membaca. Sering2lah membaca berita. Hal ini terbukti meningkatkan wawasan saya untuk terus menemukan topik2 menulis yang berkualitas.
Kedua, tulislah topik yang anda pahami. Menulis topik yang suka dan paham, akan menghasilkan banyak opini dan pendapat pribadi anda. Misalnya, saya sendiri. Saya suka sekali topik2 mengenai ekonomi dan kebijakan pemerintah, karena saya memiliki banyak pandangan mengenai kondisi ekonomi Indonesia, jadi saya bisa menuangkan banyak ide dalam bentuk tulisan.
Ketiga, tulislah topik yang sedang nge-trend. Media masa biasanya lebih tertarik menerbitkan tulisan2 yang sedang nge-trend. Misalnya: belakangan ini sedang ngetrend tentang demo buruh. Maka, cobalah menulis topik tentang demo buruh.
Topik yang sedang nge-trend akan lebih disukai oleh editor media cetak. Karena sudah jelas, orang akan lebih tertarik membaca topik yang sedang ngetrend pada saat itu.
Topik yang sedang nge-trend akan lebih disukai oleh editor media cetak. Karena sudah jelas, orang akan lebih tertarik membaca topik yang sedang ngetrend pada saat itu.
Keempat, belajarlah meng-efektifkan setiap penggunaan kata. Karena artikel pendek hanya berisikan 200-250 kata, maka anda harus benar2 bisa meneggunakan kata2 seefektif mungkin. Hal ini mungkin agak beda dengan artikel panjang. Dan tentu saja, anda harus bisa merangkai kata-kata yang baik. Kata2 di setiap paragraf harus memiliki kaitan antara kalimat sebelumnya.
"Ooh saya sudah mengerti Bung Heze" Pikir anda dalam hati.
Lalu apakah Mas Heze sekarang masih aktif menulis di koran? Well, jawabannya tidak. Hehehe. Saya sudah tidak aktif menulis artikel di media masa cetak. Seingat saya, terakhir kali tulisan saya dimuat itu tanggal 28 Desember 2013. Tapi, sekarang saya tetap menjalani profesi menulis. Yap, sebagai seorang BLOGGER (penulis blog).
Semoga tips2 menulis artikel ini bisa memberikan pencerahan bagi anda yang ingin menulis opini di koran, dan sekaligus bisa menjadi motivasi untuk anda.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan komentar di web Bung Heze. Saya sangat terbuka dengan setiap komentar teman-teman