Bagi sobat yang merasa memiliki kepribadian introvert, pernahkah sobat merasa sifat pendiam tersebut rasanya sangat menyiksa?
Ya, faktanya banyak dari orang introvert (termasuk saya) yang merasa bahwa TERKADANG sifat introvertnya sangat menyiksa. Saya sendiri banyak menemukan keluhan2 orang introvert di forum2 online maupun blog. Karena sifatnya yang diam itulah menyebabkan orang introvert cenderung kurang didengarkan orang ketika berpendapat. Itulah kenapa saya banuak mendengarkan keluhan dari sobat2 sesama introvert:
- Kenapa saya kok sulit sekali bersosialiasi
- Saya ingin merubah sifat saya jadi ekstrovert
- Saya ingin lepas dari sifat pendiam saya
Sah2 saja kalau sobat ingin lepas dari introvert sobat.. tapi....
Dari pengalaman saya pribadi, sebagai orang introvert saya beberapa kali mencoba mengakali sifat saya ini dengan menjadi orang ekstrovert. Hasilnya? Saya malah merasa aneh sendiri. Rasanya dunia ini seperti terbalik. Saya yang awalnya pendiam memaksakan untuk jadi rame. Biasanya banyak kerja, tiba2 jadi banyak bicara. Ujung2nya karena saya terkesan memaksakan, malah mati langkah
Karena saya merasa nggak cocok dan sulit untuk berubah jadi seorang ekstrovert, akhirnya saya kembali lagi ke sifat introvert saya. Dan sampai sekarang, saya bersyukur dengan sifat introvert saya. Saya pribadi hanya berusaha membenahi kekurangan2 yang ada dalam diri saya, tanpa pernah memaksakan diri untuk merubah karakter. Dari sini ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari sobat2 introvert dan juga saya:
Kita tidak perlu memaksakan sebuah proses. Biarkan berjalan apa adanya. Sebagai seorang introvert hendaknya kita bersyukur. Orang introvert tidaklah buruk. Bahkan banyak orang2 introvert yang bisa sukses dibidangnya. Saya justru menjalani kehidupan seorang introvert lebih baik, ketimbang memaksakan diri menjadi orang ekstrovert.
- Kenapa saya kok sulit sekali bersosialiasi
- Saya ingin merubah sifat saya jadi ekstrovert
- Saya ingin lepas dari sifat pendiam saya
Sah2 saja kalau sobat ingin lepas dari introvert sobat.. tapi....
Dari pengalaman saya pribadi, sebagai orang introvert saya beberapa kali mencoba mengakali sifat saya ini dengan menjadi orang ekstrovert. Hasilnya? Saya malah merasa aneh sendiri. Rasanya dunia ini seperti terbalik. Saya yang awalnya pendiam memaksakan untuk jadi rame. Biasanya banyak kerja, tiba2 jadi banyak bicara. Ujung2nya karena saya terkesan memaksakan, malah mati langkah
Karena saya merasa nggak cocok dan sulit untuk berubah jadi seorang ekstrovert, akhirnya saya kembali lagi ke sifat introvert saya. Dan sampai sekarang, saya bersyukur dengan sifat introvert saya. Saya pribadi hanya berusaha membenahi kekurangan2 yang ada dalam diri saya, tanpa pernah memaksakan diri untuk merubah karakter. Dari sini ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari sobat2 introvert dan juga saya:
Kita tidak perlu memaksakan sebuah proses. Biarkan berjalan apa adanya. Sebagai seorang introvert hendaknya kita bersyukur. Orang introvert tidaklah buruk. Bahkan banyak orang2 introvert yang bisa sukses dibidangnya. Saya justru menjalani kehidupan seorang introvert lebih baik, ketimbang memaksakan diri menjadi orang ekstrovert.
jadi , jika menurut anda seorang introvert tidak perlu merubah ke ekstrovert... bagaimana cara mereka membaur.. menghadapi lingkungan mereka , menghadapi posisi mereka yang justru berkebalikan dengan sifat mereka
BalasHapusSebagai introvert, Saya pribadi memang nggak 100% pasti bisa berbaur. Tapi kalau disuruh jadi orang ekstrovert, jelas itu adalah sesuatu yang terkesan dipaksakan dan kesannya jadi aneh.
HapusTapi setidaknya setidaknya sebagai introvert, kita bisa menunjukkan ekspresi yang membuat orang2 di sekitar kita tidak terlalu negatif thinking..
Apa contoh konkritnya?
Misalnya kalau di dunia kerja (soalnya ane kerja), kita menyapa rekan sekantor kalau ketemu. Kalau dilibatkan di kegiatan2 panitia, kita kerjakan semaksimal mungkin (intinya ikut kontribusi sebaik mungkin).
Kalau ada kegiatan2 kantor seperti jalan sehat, ya kita ikut aja. Itu menunjukkan kalau kita tidak terlalu ansos, dan ada kontribusi untuk tempat kerja kita.
Kira2 seperti itu. Woles aja sih, nggak usah terlalu dipaksakan harus bisa berbaur, harus disukai oleh orang lain.
Karena kita sebenarnya juga nggak bisa maksa orang lain suka sama kita. Orang ekstrovert pun pasti juga ada aja orang yang nggak suka.
Kalau masih ada yang negatif thinking ke kita ya biarin aja.
Seperti kita lihat di kehidupan sehari2, seorang atlet yang 'good boy' pun ada hatersnya. Tapi yang terpenting adl bagaimana kita bisa mengatasi itu...